Bogor, liputanjurnalis.com– Penutupan 26 lokasi tambang di wilayah Bogor Barat oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) berdampak signifikan terhadap ketersediaan material konstruksi di Kabupaten Bogor. Kelangkaan material, terutama split dan bahan untuk cor (readymix), menyebabkan banyak proyek infrastruktur terancam molor karena harga material melonjak hingga berlipat ganda.
Hal ini dibenarkan oleh Subadri (Badri), pelaksana pembangunan Jalan Bohlam–Ciburayut, saat ditemui wartawan Liputan jurnalis pada Sabtu malam (29/11/2025).
Menurutnya, penutupan tambang menyebabkan pasokan split menurun drastis sehingga berdampak pada produksi dan distribusi readymix. “Akibat langkanya ketersediaan bahan material split, harga baru coran pun naik drastis dan produksi readymix jadi berkurang. Sekarang rebutan,” ungkap Subadri.
Proyek pembangunan Jalan Bohlam–Ciburayut yang menelan anggaran Rp 924.000.000 awalnya ditargetkan selesai pada pertengahan Desember 2025. Namun, kondisi keterbatasan bahan baku membuat jadwal berpotensi mundur.
Meski demikian, Subadri tetap optimistis pekerjaan dapat dirampungkan sesuai rencana.
“Untuk pekerjaan dasar setebal 5 cm sudah selesai sepanjang 300 meter, dengan lebar bervariasi antara 3 sampai 4 meter. Pengecoran utama dengan ketebalan 20 cm juga sudah mulai berjalan. Kalau tidak ada kendala lapangan, insya Allah pekerjaan pengecoran Jalan Bohlam–Ciburayut bisa selesai tepat waktu,” ujarnya.
Subadri menegaskan bahwa kendala material merupakan konsekuensi yang harus dihadapi para pemborong, namun proyek tetap harus berjalan sesuai tanggung jawab pekerjaan.
“Apapun permasalahannya, pekerjaan harus tetap berjalan,” tandasnya.
(Redaksi)
